Filum Arthropoda (arthro = sendi atau ruas pada = kaki atau juluran) merupakan golongan makhluk hidup berupa hewan yang paling besar di dunia ini.
Lebih dari 80% dari seluruh jenis hewan sekarang ini adalah Arthropoda, menghuni semua jenis habitat yang ada.
Karakteristik Umum Filum Arthropoda :
Tubuh Arthropoda merupakan simetris bilateral dan tergolong triploblastik selomata. Habitat hewan-hewan Arthropoda adalah di air dan di darat.
Di air dapat mencapai kedalaman lebih dari 6000 m, sedangkan di darat dapat mencapai ketinggian 7000 m.
Lebih dari 80% dari seluruh jenis hewan sekarang ini adalah Arthropoda, menghuni semua jenis habitat yang ada.
Karakteristik Umum Filum Arthropoda :
Tubuh Arthropoda merupakan simetris bilateral dan tergolong triploblastik selomata. Habitat hewan-hewan Arthropoda adalah di air dan di darat.
Di air dapat mencapai kedalaman lebih dari 6000 m, sedangkan di darat dapat mencapai ketinggian 7000 m.
Sifat hidup Arthropoda bervariasi, ada yang menguntungkan dan ada juga yang bersifat parasit.
Ciri-ciri umum filum Arthropoda adalah :
Embelan di dada menyerupai bulu halus dan digunakan sebagai alat pernapasan di antaranya ada yang sengaja dikultur untuk makanan ikan. Contohnya Daphnia sp dan Aremia.
Dapat bergerak dengan bebas, alat geraknya berupa antena. Merupakan hewan parthenogenesis yang telurnya dapat berkembang tanpa dibuahi. Contohnya Eucypris virens
Yang merupakan taring pisau mengandung racun berfungsi untuk merobek dan melumpuhkan mangsa.
Di kepala terdapat sepasang antena pendek dan mata yang masih sederhana. Pada antena terdapat rambut-rambut yang berfungsi sebagai indra penciuman.
Pada ruas ke tujuh, satu atau kedua kaki mengalami modifikasi sebagai organ kopulasi. Mengeluarkan zat yang berbau tidak enak untuk melindungi dirinya.
Hewan ini bergerak tidak seaktif kelas Chilopoda, berjalan perlahan-lahan dan menggulungkan diri ketika dalam bahaya.
Alat reproduksinya terpisah antara reproduksi jantan dan betina.
Dan sederetan kelenjar bau yang mengeluarkan suatu cairan yang tidak enak baunya sebagai alat pertahanan.
Dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam.
b. Oesophagus adalah bagian usus depan yang tidak berdiferensiasi yang berfungsi mendorong makanan dari faring ke tembolok.
c. Tembolok merupakan pembesaran usus bagian depan yang berfungsi sebagai penyimpan makanan. Saluran pencernaan bagian tengah berfungsi sebagai pencerna dan penyerap makanan.
Peredaran darah terutama dilakukan oleh jantung, 7 buah arteri dan sejumlah ruangan berdinding tipis yang disebut sinus.
Darah serangga tidak dapat mengikat oksigen, karena tidak mengandung hemoglobin.
Ciri-ciri umum filum Arthropoda adalah :
- Tubuh terbagi atau ruas-ruas (segmen), yang biasanya terkelompok menjadi dua atau tiga daerah yang nyata.
- Terdapat pasangan-pasangan juluran yang beruas-ruas.
- Tubuhnya simetris bilateral.
- Bagian luar tubuh terdiri dari eksoskelet (kerangka luar) mengandung khitin, yang dapat mengelupas apabila tubuhnya berkembang.
- Sistem alat pencernaan berupa saluran tubular (kurang lebih lurus), ada mulut dan anus.
- Sistem peredaran darah terbuka, satu-satunya buluh darah yang ada berupa saluran lurus terletak di atas saluran pencernaan, yang di daerah abdomen mempunyai lubang-lubang di sebelah lateral.
- Rongga tubuh berisi darah, disebut hemosul.
- Sistem syaraf terdiri dari ganglion anterior yang merupakan “otak” terletak di atas saluran pencernaan, sepasang syaraf yang menghubungkan otak dengan syaraf sebelah ventral, serta pasangan-pasangan ganglion ventral yang dihubungkan satu dengan yang lain oleh urat syaraf ventral, berjalan sepanjang tubuh dari depan ke belakang di bawah saluran pencernaan.
- Urat-urat dagingnya bergaris melintang.
- Sistem pengeluaran (ekskresi) berupa saluran-saluran Malphigi yang bermuara di saluran pencernaan, limbah dikeluarkan melalui anus.
- Respirasi berlangsung memakai insang, trakhea dan spirakel.
- Tidak mempunyai silia atau nefridia.
- Kelamin hampir selalu terpisah.
Klasifikasi Filum Arthropoda
Filum Arthropoda dibedakan menjadi 6 kelas yaitu :
a. Kelas Crustacea: Pada umumnya hidup di air laut, mulai dari pantai hingga di laut dalam. Namun, ada juga yang hidup di air tawar dan di darat terutama di tempat-tempat yang lembab.
Tubuhnya memiliki kepala yang menyatu dengan dada, disebut cephalothoraks. Cephalothoraks memiliki 5 pasang kaki dan terdapat 2 pasang antena di anterior.
Abdomen mempunyai segmentasi yang jelas dan terdapat telson pada ujungnya. Telson adalah suatu segmen terakhir tubuh Crustacea setelah abdomen, membentuk ekor kipas.
Hewan ini mengalami pergantian kulit (ecdysis) dan mampu melakukan regenerasi. Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini.
Klasifikasi crustacea :
1. Branchiopoda: Tubuh branchiopoda transparan (tembus cahaya). Ukuran tubuhnya 0,25 mm hingga 10 cm. Hewan ini bergerak dengan antenanya. Brachiopoda hidup sebagai zooplankton di laut dan di air tawar.
Embelan di dada menyerupai bulu halus dan digunakan sebagai alat pernapasan di antaranya ada yang sengaja dikultur untuk makanan ikan. Contohnya Daphnia sp dan Aremia.
2. Ostracoda: Hewan ini umumnya berukuran sekitar 1 mm, tapi kisarannya mulai dari 0,2-0,3 mm. Hewan ini hidup sebagai zooplankton, tetapi sebagian besar melekat di dasar perairan.
Dapat bergerak dengan bebas, alat geraknya berupa antena. Merupakan hewan parthenogenesis yang telurnya dapat berkembang tanpa dibuahi. Contohnya Eucypris virens
3. Copepoda: Hewan ini hidup sebagai pada umumnya copepoda tidak mempunyai mulut dan menyerap makanan langsung dari inangnya.
Memiliki 6 embelan di dada, berwarna kehijau-hijauan dan matanya berwarna merah.
Pada bagian ekor biasanya terdapat kantung yang penuh berisi telur. Tubuhnya dapat dibedakan atas kepala, dada dan perut.
4. Malacostraca: Tubuh malacostraca pada umumnya terdiri atas 4 segmen di bagian kepala, 8 segmen di bagian dada dan 6 segmen dibagian perut.
Merupakan hewan yang paling besar dan banyak dari kelas ini. Yang termasuk dalam Malacostraca yaitu udang dan kepiting.
5. Cirripedia: Umumnya melekat pada benda di perairan, hemafrodit dan bagian tubuhnya ditutupi oleh suatu rangka dari kapur.
Sehingga mulanya diduga sebagai anggota Mollusca. Ada yang hidup sebagai parasit. Contohnya Lepas fascicularis
b. Kelas Onychophora: Beberapa ahli zoologi menganggap bahwa Onychophora merupakan bentuk pertengahan antara Annelida dan Arthropoda.
Pendapat ini berdasarkan karakter morfologi yang dimiliki Onychophora kemiripan dengan Arthropoda terlihat adanya kutikula yang berkhitin.
Jantung tubular yang terletak di dalam tubuh sebelah dorsal, sistem sirkulasi terbuka, hemocoel sebagai rongga tubuh utama, memiliki tabung pernapasan (trabekula), dan tubuh bersegmen-segmen.
Sedangkan kondisi yang membedakan Onychophora dengan Arthropoda adalah kutikulanya yang tidak mengeras, apendik tidak bersendi, tidak memiliki ganglion thorak dan abdomen.
Dan pembuka trakhea tidak dapat menutup sehingga mengakibatkan Onychophora hanya aktif pada malam hari saat lingkungan lembab dan selama hujan.
Dan pembuka trakhea tidak dapat menutup sehingga mengakibatkan Onychophora hanya aktif pada malam hari saat lingkungan lembab dan selama hujan.
Kelas ini sangat jarang dijumpai cirinya memiliki kutikula yang tipis, tidak bersegmen, dinding tubuh berotot, terdapat sepasang rahang dan sebaris lubang nephridium, panjang tubuh kurang lebih 5 cm.
Contoh dari kelas ini Peripatus.
Contoh dari kelas ini Peripatus.
c. Kelas Arachnoidea: Arachnoidea meliputi hewan laba-laba, kalajengking, caplak, tungau dan sebagainya.
Biasanya hidup di bawah batu-batu atau tempat-tempat yang tidak begitu bersih. Tubuhnya terdiri dua bagian yaitu cephalotorax dan abdomen.
Kebanyakan hewan ini bersifat parasit yang merugikan manusia, hewan, dan tumbuhan.
Memiliki empat pasang kaki, 8 mata sederhana terletak di bagian kepala, 1 pasang kelisere pada embelan pertama.
Yang merupakan taring pisau mengandung racun berfungsi untuk merobek dan melumpuhkan mangsa.
Pada embelen ke dua terdapat pedipalpus yang berfungsi sebagai alat indra, tangan, dan alat melakukan kopulasi.
Memiliki spinerets atau organ pemintal yang berfungsi menghasilkan cairan sutra membentuk benang untuk sarang.
d. Kelas Chilopoda: Chilopoda terdapat di bawah batu-batuan atau timbunan tumbuhan yang membusuk. Bertubuh pipih terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas antara 15-17 segmen.
Tiap ruas memiliki sepasang kaki kecuali ruas terakhir dan ruas di belakang kepala.
Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang “taring bisa” (maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh mangsanya.
Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang “taring bisa” (maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh mangsanya.
Pada kepala terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12 segmen, 2 kelompok mata dan mulut.
Hewan ini memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca, cacing dan binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora.
Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus. Alat eksresi berupa 2 buah saluran malphigi.
Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka hampir pada setiap ruas.
Contoh dari kelas ini yaitu kelabang (Lithobius forficatus).
Contoh dari kelas ini yaitu kelabang (Lithobius forficatus).
e. Kelas Diplopoda: Habitatnya tempat lembab, gelap di bawah batu atau balok kayu.
Tubuhnya bulat panjang terdiri dari 25 - 100 segmen, setiap segmen memiliki 2 pasang kaki. Bagian mulut terdiri dari sepasang mandibula dan maksila.
Tubuhnya bulat panjang terdiri dari 25 - 100 segmen, setiap segmen memiliki 2 pasang kaki. Bagian mulut terdiri dari sepasang mandibula dan maksila.
Di kepala terdapat sepasang antena pendek dan mata yang masih sederhana. Pada antena terdapat rambut-rambut yang berfungsi sebagai indra penciuman.
Pada ruas ke tujuh, satu atau kedua kaki mengalami modifikasi sebagai organ kopulasi. Mengeluarkan zat yang berbau tidak enak untuk melindungi dirinya.
Hewan ini bergerak tidak seaktif kelas Chilopoda, berjalan perlahan-lahan dan menggulungkan diri ketika dalam bahaya.
Respirasi dengan trakea yang tidak bercabang.Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi. Contoh dari kelas ini Keluing atau kaki seribu (Julus virgatus).
f. Kelas Insecta: Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga). Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah. Karena itu pula sering juga disebut hexapoda.
Insecta dapat hidup di berbagai habitat di darat maupun di air.
Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang. Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit.
Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kepala, dada dan perut.
Kepala memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, dua buah mata majemuk (mata faset), dan tiga buah mata tunggal (oseli).
Insecta yang memiliki sayap pada segmen kedua dan ketiga. Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea.
Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta.
Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alat ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan. Sistem peredaran darahnya terbuka.
Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alat ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan. Sistem peredaran darahnya terbuka.
Alat reproduksinya terpisah antara reproduksi jantan dan betina.
Struktur Morfologi dan Anatomi Filum Arthropoda
a. Kelas Crustacea: Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang keras, seperti udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini.
Umumnya hewan Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat.
Permukaan tubuh dilindungi kutikula yang tersusun dai zat kitin yang ditambah dengan garam-garam mineral dan bersifat sangat keras.
Tubuhnya terbagi menjadi kepala (cephalo), dada (thorax) dan perut (abdomen) atau kadang-kadang kepala dan dada bersatu membentuk cephalothorax.
Pada kepala terdiri dari empat segmen yang bersatu, dan pada bagian kepala itu terdapat dua pasang antena, satu pasang mandibula (rahang pertama) dan satu pasang maxilla (rahang kedua).
Bagian dada mempunyai embelan dengan jumlah yang berbeda-beda yang diantaranya ada yang berfungsi sebagai alat gerak.
b. Onychaphora: Kelas ini tidak begitu dikenal sehingga tidak akan dibahas secara panjang lebar.
Hewan ini memiliki kutikula yang tipis, tidak bersegmen, dinding tubuh berotot, terdapat sepasang rahang dan sebaris lubang neprhidium, panjang tubuh ± 5 cm.
c. Arachnoidea: Arachnoidea diambil dari kata yunani, yaitu Arachne = laba-laba.
Beberapa jenis yang termasuk Arachnoidea ialah : kalajengking, laba-laba, ceplak, dan sebagainya.
Tubuhnya terdiri dari 2 bagian, yaitu cephalothorax dan perut, terdapat 6 pasang embelan pada cephalothorax, tidak ada antena.
Pasangan embelan yang pertama ialah kelisere yang berfungsi untuk merobek dan melumpuhkan mangsanya.
Kelenjar racun terdapat pada kelisere, tetapi ada beberapa spesiesyang kelenjar racunnya terletak pada cephalothorax.
Pasangan embelan yang kedua ialah Peldipalpus yang digunakan untuk memegang makanan. Pasangan embelan berikutnya ialah berupa 4 pasangan kaki jalan.
Pada bagian perut tidak terdapat embelan. Mempunyai 8 buah mata sederhana yang terletak di bagian kepala.
d. Chilopoda: Chilopoda disebut juga centipede atau yang dikenal sebagai kelabang. Tubuhnya memanjang, pipih dorsoventral dan bersegmen-segmen.
Jumlah segmen tersebut tidak sama tergantung pada jenis spesiesnya yaitu berkisar antara 15 - 19 segmen.
Tiap segmen tersebut memiliki sepasang kaki kecuali 2 segmen terakhir dan sebuah segmen di belakang kepala.
Pada segmen di belakang kepala terdapat sepasang cakar beracun yang disebut masilleped yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. Antena panjang terdiri dari 12 segmen atau lebih.
e. Diplipoda: Sering disebut hewan berkaki seribu, bentuknya agak bulat panjang, terdiri kurang lebih dari 25-100 ruas.
Sebagian sebesar tiap ruas memiliki 2 pasang kaki. Bagian-bagian mulut terdiri atas: sepasang mandibula dan sepasang maksila.
Di kepala terdapat sepasang antena pendek dan mata yang masih sederhana. Pada antena terdapat rambut-rambut yang berfungsi sebagai indra pencium.
Dan sederetan kelenjar bau yang mengeluarkan suatu cairan yang tidak enak baunya sebagai alat pertahanan.
f. Insecta: Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga) Tubuh insecta beruas-ruas, terdiri atas segmen:
- Kepala (cephalo) terdapat: Sepasang mata faset (majemuk), mata tunggal (oseli), sepasang antena/alat peraba, tiga pasang alat mulut.
- Dada (toraks terdapat tiga pasang kaki yang beruas-ruas)
- Perut (abdomen) terdiri atas ± 11 ruas.
Insecta memiliki organ perasa disebut palpus. Hewan ini merupakan Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit.
Insecta yang memiliki sayap pada segmen kedua dan ketiga. Bagian abdomen insecta tidak memiliki anggota tubuh.
Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea. Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta.
Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alat ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan. Sistem sirkulasinya terbuka. Organ kelaminnya dioseus.
Tabel Perbedaan morfologi masing-masing filum artropoda.
Proses Fisioligi Filum Arthropoda
Pada pembahasan mengenai proses fisiologi filum Arthropoda ini.
Kami akan membahas mengenai proses respirasi, proses pencernaan, proses sirkulasi darah, proses ekskresi, dan proses reproduksi.
Kami akan membahas mengenai proses respirasi, proses pencernaan, proses sirkulasi darah, proses ekskresi, dan proses reproduksi.
1. Proses Respirasi
- Kelas Crustacea
Sistem pernafasan dilakukan dengan insang yang terletak dekat dasar dari embelan dada. Kecuali Crustacea yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya.
Diantara bagian lateral karapak dan dinding badan terdapat rongga-rongga atau kamar-kamar yang berisi insang dan bagian ventral kamar tersebut terbuka.
Insang merupakan penjuluran dinding badan yang berbentuk bulu dan mengandung pembuluh darah.
Skafognatit (bagian berbentuk sadel) dari maxilla II bergerak ke depan dan ke belakang menarik air yang kaya oksigen menuju ke filamen insang.
- Kelas Arachnidea
Kalajengking dan laba-laba besar (Arachnida) yang hidup di darat memiliki alat pernapasan berupa paru-paru buku.
Paru-paru buku memiliki gulungan yang berasal dari invaginasi perut. Masing-masing paru-paru buku ini memiliki lembaran-lembaran tipis (lamela) yang tersusun berjajar.
Paru-paru buku ini juga memiliki spirakel tempat masuknya oksigen dari luar. Keluar masuknya udara disebabkan oleh gerakan otot yang terjadi secara teratur.
Proses respirasi pada, onychopora, chilopoda, diplopoda dilakukan dengan trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka hampir di setiap ruasnya.
- Kelas Insecta
Respirasi pada insecta dilakukan menggunakan trakea.
Udara keluar masuk tidak melalui mulut melainkan melalui lubang-lubang sepanjang kedua sisi tubuhnya.
Udara keluar masuk tidak melalui mulut melainkan melalui lubang-lubang sepanjang kedua sisi tubuhnya.
Lubang- lubang pernapasan tersebut dinamakan stigma atau spirakel. Pada tiap-tiap ruas tubuh terdapat sepasang stigma, sebuah di sebelah kiri dan sebelah kanan.
Stigma selalu terbuka dan dan merupakan lubang menuju ke pembuluh trakea. Trakea bercabang-bercabang sampai ke pembuluh halus yang mencapai seluruh bagian tubuh.
Udara masuk melalui stigma, kemudian menyebar mengikuti trakea dengan cabang-cabangnya.
Jadi oksigen diedarkan tidak melalui darah melainkan langsung dari pembuluh trakea ke sel-sel yang da di sekitarnya.
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea.
Dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam.
Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh.
Jika otot perut berkontraksi maka trakea mengempis sehingga udara kaya CO₂ keluar.
Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya O₂ masuk ke trakea.
Sistem trakea berfungsi mengangkut O₂ dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut C0₂ basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh.
2. Proses Pencernaan
- Kelas Crustacea
Pencernaan makanannya terdiri dari mulut, esofagus, lambung yang terbagi menjadi bagian kardiak sebelah depan untuk menyimpan makanan yang dilengkapi semacam gigi dari kitin berguna menggiling makanan.
Lambung bagian pilorik sebelah belakang makanan akan dicerna oleh enzim yang berasal dari kelenjar pencernaan atau hati melalui saluran yang masuk ke dalam bagian pilorik.
Usus merupakan tabung kecil yang mengarah ke arah posterior tubuh dan bermuara pada anus yang terletak pada permukaan ventral telson.
Di dalam usus terjadi penyerapan zat-zat makanan oleh dinding usus.
- Kelas Onychopora
Cara Onychopora menangkap mangsa yaitu dengan menyemprotkan lumpur (bahan perekat) kepada mangsa pada jarak sekitar 30 cm.
Lumpur tersebut dihasilkan oleh kelenjar lumpur yang bermuara pada papila oral.
Setelah mangsa terjerat, selanjutnya Onchophora akan memuntahkan ludah ke tubuh mangsanya untuk mencerna jaringan tubuh mangsa.
Hasil proses pencernaan tersebut kemudian diisap masuk ke dalam mulut.
Sistem pencernaan sangat sederhana, terdiri atas satu faring yang berotot, esophagus pendek, lambung yang panjang dan usus pendek, Anus terletak pada ujung posterior tubuh.
- Kelas Arachnidea
Sistem pencernaan makanan terdiri dari:
Mulut yang merupakan lubang kecil faring, esofagus lambung isap merupakan lambung yang sebenarnya, yang mempunyai 5 pasang cecum (saluran / kantung buntu) di dalam sefalotorks.
Lambung (terletak pada sefalotoraks), intestinum (suatu saluran yang hampir lurus di dalam perut yang membesar pada satu bagian, ke dalam bagian usus tersebut bermuara suatu saluran “hati” yang membawa cairan pencernaan), strorcoral pokect (suatu kantung feses yang terletak di bagian ujung belakang usus), anus.
Alat pencernaan dilengkapi dengan 5 pasang usus buntu yang terletak dibagian depan dan hati di bagian abdomen.
- Kelas Chilopoda dan Diplopoda
Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus dan mempunyai kelenjar ludah.
Kedalam pencernaan makanan ini menempel dua buah saluran Malpighi yang berfungsi sebagai alat eksresi. Chilopoda bersifat karnivora dengan gigi beracun pada segmen satu.
- Kelas Insecta
Saluran pencernaan depan:
a. Faring (kerongkongan) merupakan bagian pertama sesudah rongga mulut yang berfungsi sebagai penerus makanan ke oesophagus.
Otot-otot yang menempel pada faring berkembang dengan baik, hal ini sesuai dengan perannya yang mendorong makanan dari mulut ke oesophagus.
Pada serangga dengan tipe menusuk dan mengisap pada faring terdapat pompa faringeal yang dipakai untuk mengambil cairan.
b. Oesophagus adalah bagian usus depan yang tidak berdiferensiasi yang berfungsi mendorong makanan dari faring ke tembolok.
c. Tembolok merupakan pembesaran usus bagian depan yang berfungsi sebagai penyimpan makanan. Saluran pencernaan bagian tengah berfungsi sebagai pencerna dan penyerap makanan.
Saluran pencernaan belakang ini terdiri dari:
a. Pilorus, bagian depan dari saluran ini tempat berpangkalnya tabung malphigi.
b. Illeum, berfungsi sebagai penyerapan air dari hemolimfa atau juga penyerapan amonia pada serangga.
c. Rektum, berfungsi sebagai reabsorbsi air, asam amino dan pada serangga tertentu memiliki insang trakea.
Pada rektum ini terjadi diferensiasi sel-sel, ada yang memanjang dan ada yang membentuk bantalan.
d. Anus, bagian ujung saluran sebagai tempat keluarnya fases terdapat beberapa jenis kelenjar yang dapat beradsosiasi dengan sistem pencernaan.
Di antaranya adalah kelenjer mandible, kelenjar maksila, kelenjar faring dan kelenjar labium.
Di antaranya adalah kelenjer mandible, kelenjar maksila, kelenjar faring dan kelenjar labium.
3. Proses sirkulasi darah
- Kelas Crustacea: Jantung berkontraksi darah dipompa melalui arteri ke seluruh tubuh. Ateri memiliki katup untuk mencegah kembalinya darah.
Darah masuk pada saluran insang yang disebut saluran aferen dan ke dalam filamen insang. Pada saat itu darah melepaskan CO₂ dan mengambil O₂ dari insang.
Darah akan kembali ke jantung melalui saluran aferen insang lalu masuk ke jantung.
Sistem peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah terbuka karena beredar tanpa melalui pembuluh darah.
Pada prinsipnya darah berfungsi sebagai:
Pada prinsipnya darah berfungsi sebagai:
1. Mengangkut makanan dari satu bagian ke bagian lain.
2. Mengangkut oksigen dari insang ke berbagai jaringan.
3. Mengangkut karbondioksida ke insang.
Darahnya tidak berwarna tetapi mengandung hemosianin.
Darahnya tidak berwarna tetapi mengandung hemosianin.
Peredaran darah terutama dilakukan oleh jantung, 7 buah arteri dan sejumlah ruangan berdinding tipis yang disebut sinus.
- Kelas Arachnidea: Peredaran darah terdiri atas jantung, arteri, vena dan sinus. Jantung terletak pada pericardium, ke bagian depan diteruskan aorta ke bagian belakang diteruskan oleh arteri caudal dan 3 pasang arteri perut.
- Kelas Chilopoda dan Diplopoda: Sistem peredaran darahnya bersifat terbuka. Organ transportasi berupa jantung yang panjang dan terletak memanjang di bagian punggung tubuh.
Darah tidak berwarna merah karena tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang larut dalam plasma.
Dari jantung, darah dipompa ke dalam arteri ke tiap segmen, dan kembali ke jantung hemosoel (rongga tubuh yang berperan dalam peredaran darah).
- Kelas insecta: Peredaran darah terbuka, jantung terdiri atas sederetan ruang yang memanjang.
Darah serangga tidak dapat mengikat oksigen, karena tidak mengandung hemoglobin.
Jadi darah pada serangga tidak berfungsi mengedarkan oksigen, melainkan hanya berfungsi untuk mengedarkan sari-sari makanan dan sisa metabolisme, serta membunuh organisme asing.
Sedangkan peredaran oksigen ke seluruh tubuh dan pengambilan karbon dioksida dilakukan melalui sistem trakea.
4. Proses Ekskresi: Filum arthropoda alat ekskresinya berupa saluran malphigi yang langsung berhubungan dengan anus.
5. Sistem saraf: Sistem sarafnya tangga tali, meliputi otak dan dua saraf yang masuk ke tali saraf ventral.
Bagian otak meneruskan saraf ke mata dan tiap segmen belakang memiliki banyak ganglion meneruskan saraf ke jaringan di sekelilingnya.
6. Sistem Reproduksi: Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.
Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis.
Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis.
Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan).Individu yang dihasilkan bersifat steril.
Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus.
Manfaat Filum Arthropoda
Filum Arthropoda yang menguntungkan antara lain :
- Arachnida bermanfaat untuk pengendalian populasi serangga, terutama serangga hama.
- Insecta terutama golongan kupu-kupu dan lebah sangat membantu para petani karena dapat membantu proses penyerbukan pada bunga.
- Insecta dibudidayakan karena dapat menghasilkan madu. Misal: lebah madu (Apis mellifera).
- Dalam bidang industri, kupu-kupu, ulat sutera membuat kepompong yang dapat menghasilkan sutra (contoh: Bombix mori).
- Untuk obat-obatan tradisional, misalnya madu (Apis dorsata, Apis indica, Apis melifera)
- Beberapa Insecta tanah berperan sebagai “traktor alami”.
- Sumber makanan yang mengandung protein hewani tinggi.Misalnya Udang windu (Panaeus monodon), rajingan (portunus pelagicus), kepiting (scylla serrata), dan udang karang (panulirus versicolor)
- Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda
Kerugian Artropoda
Filum Arthropoda yang merugikan antara lain:
- Hewan-hewan Arachnida lebih banyak merugikan manusia, terutama hewan-hewan Acarina, yaitu:
1. Sarcoptes scabei, menyebabkan gatal atau kudis pada manusia
2. Prosoptes equi, menyebabkan kudis pada ternak domba, kelinci, dan kuda
3. Todectes cynotis, (tungau kudis telinga) menyerang anjing dan kucing
- Merusak tanaman budidaya manusia, misal: belalang, kumbang kelapa, ulat.
- Menyebabkan penyakit pada tanaman, misal: Nilapervata lugens (wereng) menyebabkan penyakit virus tungro, belalang (walang sangit) yang mengisap cairan biji padi muda sehingga tanaman padi menjadi puso.
- Parasit pada manusia (mengisap darah), misal: nyamuk, kutu kepala dan kutu busuk.
- Merusak bahan makanan yang disimpan (tepung, kedelai) oleh berbagai Coleoptera, misal: kumbang beras, kepik.
- Dapat merusak bahan bangunan, misal: kumbang kayu dan rayap.
- Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
- Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda.
- Vektor perantara penyakit bagi manusia.Misalnya nyamuk malaria, nyamuk demam berdarah, lalat tsetse sebagai vektor penyakit tidur, dan lalat rumah sebagai vektor penyakit tifus.
- Menimbulkan gangguan pada manusia. Misalnya caplak penyebab kudis, kutu kepala, dan kutu busuk
- Perusak makanan, contohnya kutu gabah
- Perusak produk berbahan baku alam. Contohnya rayap dan kutu buku.
*Sumber: Nitya Wita Utama
Baca Juga :