Ketika risalah dijaukan dari kehidupan, agama hanya dijadikan cadangan. Dan pendidikan berbasis agama dipisahkan, maka tenggelamlah suatu peradaban.
Akibatnya tujuan utama dari suatu pendidikan tidak tercapai. Hal ini dikuatkan dengan banyaknya potret menyeramkan dari wajah umat muslim yang membuktikan kegagalan sistem pendidikan saat ini.
Dari segi pergaulan, prilaku, pendidikan, ekonomi, sosial dan politik, tidak mencerminkan pribadi muslim yang terdidik.
Sebenarnya jika ditilik lagi tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Lalu mengapa system pendidikan saat ini malah semakin bobrok dan jauh dari ketercapaian tujuan pendidikan nasional ?
Dan apasih yang menyebabkan system pendidikan mengalami krisis ?
Selama yang diterapkan dinegeri-negeri muslim adalah sekuler-kapitalis, sistem yang memisahkan agama dari kehidupan.
Dan kurikulum pendidikan yang digunakan adalah kurikulum ala barat. Yang menghapus staqofah Islam dan menggantinya dengan staqofah barat.
Maka mustahil untuk mewujudkan insan yang bertaqwa seperti tujuan dari pada pendidikan nasional. Barat benar-benar telah menjauhkan agama dari segala aspek kehidupan umat muslim. Termasuk juga aspek pendidikan.
Dimana sistem pendidikan saat ini dijadikan metode oleh orang-orang kafir barat untuk memasukkan tsaqofahnya ke dunia pendidikan dan menghilangkan staqofah Islam itu sendiri. Bahkan Tidak hanya Indonesia.
Timur Tengah atau Turki sekalipun sebagai Negara yang bisa dijadikan refresentatif dalam melaksanakan pendidikan yang Islami ternyata tidak terlepas dari susupan tsaqofah-staqofah barat.
Jadi barat melalui dunia pendidikan sengaja menciptakan sekulerisasi dalam dunia pendidikan.
Penyusupan sekulerisasi dalam dunia pendidikan merupakan bentuk nyata penjajahan barat.
Mereka tidak hanya menjajah secara fisik dan dengan nuklir. Seperti yang dilakukan terhadap Palestina, Suriah dan negeri-negeri muslim lainnya.
Tetapi juga melalui system pendidikan.
Dengan merusak staqofah-staqofah Islam dan diganti dengan staqofah asing sehingga lahirlah generasi pemuja staqofah asing.
Itulah yang menyebabkan umat muslim tidak mampu bangkit. Dan menjadikan barat sebagai kiblat pendidikan.
Padahal pendidikan adalah alat yang sangat penting untuk mewariskan peradaban. Karena suatu negara bangkit dengan pemikiran dan runtuh juga dengan pemikiran.
Lalu bagaimana dahulu Negara Islam dengan gemilang mampu memimpin dunia 1400 tahun lamanya ?
Karena dalam Islam pendidikan yang berkualitas adalah kebutuhan pokok bagi seluruh kalangan umat.
Baik laki-laki maupun perempuan yang wajib dipenuhi oleh negara (khilfah) tanpa dipungut biaya sepeserpun.
Dalam negara Islam kurikulum yang digunakan berbasis akidah Islam.
Yang menjadikan peserta didik menjadi faham bahwa Islam adalah problem solving dari segala aspek kehidupan seperti sosial, ekonomi, politik dan sebagainya.
Tsqofah Islam yang ditanamkan kepada peserta didik juga mampu menjadikan mereka menerapkan islam dalam kehidupannya.
Kurikulum Pendidikan Islam benar-benar menjaga dan tidak membiarkan tsaqofah asing mencopoti pemikiran-pemikiran peserta didik.
Peserta didik diberikan ilmu-ilmu Islam seperti fiqih, tafsir, dan hadits.
Juga diperbolehkan mempelajari ilmu-ilmu yang bersifat konstan atau tetap seperti sains dan teknologi.
Dan selain porsi belajar ilmu Islam (tsaqofah islamiyah) disesuaikan dengan ilmu-ilmu yang konstan.
Juga metode mengajarkan ilmu Islam dan ilmu konstan tersebut, diberikan secara bertahap sesuai tingkatan pendidikannya dari mulai tingkat dasar hingga tingkat atas.
Kebijakan kurikulum Islam juga menjadikan bahasa arab sebagai bahasa pengantar disetiap jenjang pendidikan baik negeri maupun swasta.
Adapun tsaqofah asing seperti ideologi sosialis/komunis atau liberal/kapitali.
Aqidah ahli kitab dan lainnya, termasuk sejarah asing, bahasa maupun sastra asing yang dapat melemahkan aqidah dan pemikiran umat muslim.
Ini hanya boleh diberikan kepada peserta didik yang dilevel tertentu seperti perguruan tinggi. Karena pada jenjang tersebut Islam telah mengkristal di dalam jiwanya.
Umat sudah bisa berfikir dan membedakan mana tsaqofah Islam dan mana tsaqofah asing.
Tujuan kurikulum Islam memberikan pelajaran staqofah asing kepada umat hanya untuk dikritisi pertentangannya terhadap Islam bukan untuk diyakini dan diamalkam.
Kurikulum Islam ini pun telah terbukti melahirkan generasi-generasi cemerlang bejiwa pemimpin.
Dan generasi pelopor disegala aspek kehidupan mulai dari sains teknologi, ekonomi hingga pemerintahan.
Tidak hanya ahli dibidang itu namun juga memiliki pribadi yang taat kepada syariat Allah. Dan dunia pun telah mengakui kehebatan ilmuan-ilmuan muslim seperti para Khulafaur Rasyidin.
Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Muhammad Al-Fatih, Shalahudin Al-Ayyubi, Umar bin Abdul Aziz, para Imam mazhab, dll.
Sudah saatnya kurikulum pendidikan saat ini beralih kepada kurikulum Islam yang bisa melahirkan generasi berjiwa pemimpin dan pendobrak peradaban yang dapat meraih keridhoan Allah.
Dan tentu saja semua itu hanya bisa terwujud ketika umat bahu membahu memperjuangkan tegaknya khilafah islamiyah ala manhaj kenabian.
Karena hanya khilafah yang mampu menerapkan syariah Islam disegala aspek kehidupan. Allahu alam bishowwab.
*Sumber: Kiki (Nama Sahabat Pena)
Akibatnya tujuan utama dari suatu pendidikan tidak tercapai. Hal ini dikuatkan dengan banyaknya potret menyeramkan dari wajah umat muslim yang membuktikan kegagalan sistem pendidikan saat ini.
Dari segi pergaulan, prilaku, pendidikan, ekonomi, sosial dan politik, tidak mencerminkan pribadi muslim yang terdidik.
Sebenarnya jika ditilik lagi tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Lalu mengapa system pendidikan saat ini malah semakin bobrok dan jauh dari ketercapaian tujuan pendidikan nasional ?
Dan apasih yang menyebabkan system pendidikan mengalami krisis ?
Selama yang diterapkan dinegeri-negeri muslim adalah sekuler-kapitalis, sistem yang memisahkan agama dari kehidupan.
Dan kurikulum pendidikan yang digunakan adalah kurikulum ala barat. Yang menghapus staqofah Islam dan menggantinya dengan staqofah barat.
Maka mustahil untuk mewujudkan insan yang bertaqwa seperti tujuan dari pada pendidikan nasional. Barat benar-benar telah menjauhkan agama dari segala aspek kehidupan umat muslim. Termasuk juga aspek pendidikan.
Dimana sistem pendidikan saat ini dijadikan metode oleh orang-orang kafir barat untuk memasukkan tsaqofahnya ke dunia pendidikan dan menghilangkan staqofah Islam itu sendiri. Bahkan Tidak hanya Indonesia.
Timur Tengah atau Turki sekalipun sebagai Negara yang bisa dijadikan refresentatif dalam melaksanakan pendidikan yang Islami ternyata tidak terlepas dari susupan tsaqofah-staqofah barat.
Jadi barat melalui dunia pendidikan sengaja menciptakan sekulerisasi dalam dunia pendidikan.
Penyusupan sekulerisasi dalam dunia pendidikan merupakan bentuk nyata penjajahan barat.
Mereka tidak hanya menjajah secara fisik dan dengan nuklir. Seperti yang dilakukan terhadap Palestina, Suriah dan negeri-negeri muslim lainnya.
Tetapi juga melalui system pendidikan.
Dengan merusak staqofah-staqofah Islam dan diganti dengan staqofah asing sehingga lahirlah generasi pemuja staqofah asing.
Itulah yang menyebabkan umat muslim tidak mampu bangkit. Dan menjadikan barat sebagai kiblat pendidikan.
Padahal pendidikan adalah alat yang sangat penting untuk mewariskan peradaban. Karena suatu negara bangkit dengan pemikiran dan runtuh juga dengan pemikiran.
Lalu bagaimana dahulu Negara Islam dengan gemilang mampu memimpin dunia 1400 tahun lamanya ?
Karena dalam Islam pendidikan yang berkualitas adalah kebutuhan pokok bagi seluruh kalangan umat.
Baik laki-laki maupun perempuan yang wajib dipenuhi oleh negara (khilfah) tanpa dipungut biaya sepeserpun.
Dalam negara Islam kurikulum yang digunakan berbasis akidah Islam.
Yang menjadikan peserta didik menjadi faham bahwa Islam adalah problem solving dari segala aspek kehidupan seperti sosial, ekonomi, politik dan sebagainya.
Tsqofah Islam yang ditanamkan kepada peserta didik juga mampu menjadikan mereka menerapkan islam dalam kehidupannya.
Kurikulum Pendidikan Islam benar-benar menjaga dan tidak membiarkan tsaqofah asing mencopoti pemikiran-pemikiran peserta didik.
Peserta didik diberikan ilmu-ilmu Islam seperti fiqih, tafsir, dan hadits.
Juga diperbolehkan mempelajari ilmu-ilmu yang bersifat konstan atau tetap seperti sains dan teknologi.
Dan selain porsi belajar ilmu Islam (tsaqofah islamiyah) disesuaikan dengan ilmu-ilmu yang konstan.
Juga metode mengajarkan ilmu Islam dan ilmu konstan tersebut, diberikan secara bertahap sesuai tingkatan pendidikannya dari mulai tingkat dasar hingga tingkat atas.
Kebijakan kurikulum Islam juga menjadikan bahasa arab sebagai bahasa pengantar disetiap jenjang pendidikan baik negeri maupun swasta.
Adapun tsaqofah asing seperti ideologi sosialis/komunis atau liberal/kapitali.
Aqidah ahli kitab dan lainnya, termasuk sejarah asing, bahasa maupun sastra asing yang dapat melemahkan aqidah dan pemikiran umat muslim.
Ini hanya boleh diberikan kepada peserta didik yang dilevel tertentu seperti perguruan tinggi. Karena pada jenjang tersebut Islam telah mengkristal di dalam jiwanya.
Umat sudah bisa berfikir dan membedakan mana tsaqofah Islam dan mana tsaqofah asing.
Tujuan kurikulum Islam memberikan pelajaran staqofah asing kepada umat hanya untuk dikritisi pertentangannya terhadap Islam bukan untuk diyakini dan diamalkam.
Kurikulum Islam ini pun telah terbukti melahirkan generasi-generasi cemerlang bejiwa pemimpin.
Dan generasi pelopor disegala aspek kehidupan mulai dari sains teknologi, ekonomi hingga pemerintahan.
Tidak hanya ahli dibidang itu namun juga memiliki pribadi yang taat kepada syariat Allah. Dan dunia pun telah mengakui kehebatan ilmuan-ilmuan muslim seperti para Khulafaur Rasyidin.
Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Muhammad Al-Fatih, Shalahudin Al-Ayyubi, Umar bin Abdul Aziz, para Imam mazhab, dll.
Sudah saatnya kurikulum pendidikan saat ini beralih kepada kurikulum Islam yang bisa melahirkan generasi berjiwa pemimpin dan pendobrak peradaban yang dapat meraih keridhoan Allah.
Dan tentu saja semua itu hanya bisa terwujud ketika umat bahu membahu memperjuangkan tegaknya khilafah islamiyah ala manhaj kenabian.
Karena hanya khilafah yang mampu menerapkan syariah Islam disegala aspek kehidupan. Allahu alam bishowwab.
*Sumber: Kiki (Nama Sahabat Pena)
Baca Juga :