Pemerolehan yakni proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural pada waktu belajar bahasa ibunya (native language). (Dardjowidjodjo, 2003:225)
Pembelajaran merupakan proses yang dilakukan dalam tatanan formal, yakni belajar di kelas dan diajar oleh seorang guru. (Dardjowidjodjo, 2003:225)
Pemerolehan mengacu pada kemampuan linguistik yang telah diinternalisasikan secara alami, yaitu tanpa disadari dan memusatkan pada bentuk-bentuk linguistik (kata-kata).
Pembelajaran, sebaliknya dilakukan dengan sadar dan merupakan hasil situasi belajar formal.
Konteks pemerolehan bersifat alami, sedangkan konteks pembelajaran mengacu pada kondisi formal dan konteks terprogram. (Musfiroh, 2004:1)
Perbedaan
Acquisition:
- Unconcious/subconcious
- Similar to the process children use in acquiring first & second language.
- Meaningful interaction.
- Natural communication.
- Concerned not with the form but with message.
- No error correction and no rule.
Learning:
- Concious
- Not natural
- Concerned with form.
- With a teacher.
- Monitoring.
- With rule.
Kesimpulan dari buku “Second Language Acquisition & Second Language Learning” oleh Stephen D Krashen.
Persamaan antara pemerolehan dan pembelajaran bahasa tersebut seperti di bawah ini:
- Praktik, baik pemerolehan maupun pembelajaran pada hakikatnya adalah pembentukan kebiasaan berbahasa sehingga ia memiliki kemampuan (capability) berbahasa yang dilakukan melalui serangkaian praktik berbahasa.
- Meniru, kegiatan meniru (imitation) juga berlaku bagi pemerolehan maupun pembelajaran bahasa. Peniruan itu baik dari aspek suara, kalimat, dan metode menggunakannya (konteks).
- Keduanya melalui tahapan-tahapan dalam proses kebahasaannya. Tugas pengajar bahasa adalah membuat pembelajar menjadi OPTIMAL USER.
Kaitannya dengan monitoring, ada 3 tipe penutur:
1. The overuser.
2. The underuser.
3. The optimal user.
Permasalahan: Banyak pembelajaran yang menjejal bentuk (pola kalimat). Maka pembelajaran harus juga memasukkan unsur-unsur pemerolehan/akuisisi.
Aptitude: Bakat/kecerdasan.
Attitude: Sikap/perilaku
Aptitude & attitude dalam pemerolehan & pembelajaran bahasa kedua.
Aptitude → Dapat diukur melalui tes-tes standar.
Attitude → Berkaitan dengan variabel afektif.
Menurut Carroll via Krashen (1981: 19), ada 3 komponen dalam tes aptitude modern:
- Kemampuan melakukan encoding dan decoding fonetik.
- Sensitif pada gramatika.
- Kemampuan induktif.
Bahasa itu dapat secara:
- Induktif (tanpa aturan (biasa pada pemerolehan))
- Deduktif (dengan aturan)
Pembelajaran bahasa dekat dengan kognitif, tapi juga membutuhkan psikomotorik & afektif.
Faktor-faktor pada attitude akan mendorong:
- Motivasi integratif
- Motivasi instrumental
The “good language learner” is an acquirer, who first of all is able to obtain sufficient intake in the second language, and has a low affective filter to enable him to utilize this input for language acquisition. Krashen, 1981: 37
The “good language learner” may or may not be a conscious learner. If he/she is an “optimal monitor user”. Krashen, 1981: 37
Istilah-istilah lainnya pada pemerolehan & pembelajaran bahasa:
- Formal Linguistic Environment.
- Informal Linguistic Environment.
Instruction (pembelajaran) → Input (formal)
Exposure (pajanan) → Intake (informal)
Contoh kelas bahasa khusus (for spesific purpose):
- Kelas bahasa Jepang untuk bisnis/hukum/pariwisata dan sebagainya, lebih mementingkan exposure daripada instruction.
- Pemerolehan bahasa kedua pada orang dewasa (adult)
Cara pemerolehan bahasa kedua dapat dibagi 2 cara.
Yaitu pemerolehan bahasa kedua secara terpimpin dan pemerolehan bahasa kedua secara alamiah:
- Pemerolehan bahasa kedua secara terpimpin adalah pemerolehan bahasa kedua yang diajarkan kepada pelajar dengan menyajikan materi yang sudah dipahami. Materi bergantung pada kriteria yang ditentukan oleh guru. Strategi-strategi yang dipakai oleh seorang guru sesuai dengan apa yang dianggap paling cocok bagi siswanya.
- Pemerolehan bahasa kedua secara alamiah adalah pemerolehan bahasa kedua/asing yang terjadi dalam komunikasi sehari-hari, bebas dari pengajaran atau pimpinan, guru. Tidak ada keseragaman cara.
Teori-teori yang berkaitan dengan pemerolehan bahasa kedua:
- Teori Akulturasi
- Teori Kombinasi
- Teori Wacana
- Teori Monitor
- Teori Kompetensi Variabel
- Teori Hipotesis Universal
- Teori Neurofungsional
*Sumber: Sri Wahyu Widiati, S.S., M.Pd
Baca Juga :