Assalamualaikum Wr Wb
Allah sampaikan dalam surah Ibrahim 24, bahwasanya kalimat syahadat itu seperti pohon yang kuat akarnya, tinggi menjulang rantingnya, dan memberi buah tiap masanya.
Begitulah Allah senantiasa memberi pemantik bagi sesiapa yang berpikir, agar ia menggunakan akalnya untuk mencapai hidayah, sebab dalam Islam iman erat dengan akal.
Maka ratusan ribu ayat di dalam Al-Qur'an mengajak manusia untuk berpikir, tentang apapun yang ia dengar, lihat dan rasa, untuk menemukan eksistensi Allah Ta'ala.
Allah pun menegaskan, bila manusia menggunakan akalnya maka ia akan beriman, dan bila meninggalkan akalnya, jatuh ia dalam keadaan ingkar dan jauh dari benar.
Islam memang agama satu-satunya, diperuntukkan bagi mereka yang menggunakan akalnya, menganalisis lalu mengambil keputusan, yaitu kesaksian ESA nya Allah.
Maka walaupun seseorang lahir dari keluarga Muslim, ia tetap wajib mencari keberadaan Allah dan kebenaran Islam lewat akalnya, pencarian yang bertanggungjawab.
Allah pun mengkritik manusia yang hanya mengikut dengan tanpa alasan, mengekor tanpa dalil. Karenanya Iman itu harus disertai dengan bukti yang meyakinkan.
Ketika akal sudah menunjukkan jalan keimanan pada Allah, maka disitu akal bisa tunduk pada syariat yang Allah turunkan, bahwasanya segala dari Allah pasti baik.
Ketika akal sudah sampai pada kesimpulan "Tiada Tuhan yang layak disembah kecuali Allah", maka akal akan berserah pada ketentuan dan ketaatan pada Allah.
Itulah rasionalitas Islam yang tak ada pada yang lainnya, bahwa Islam menyuruh kita beriman dengan akal, sementara yang lain justru menafikan akal dalam keimanan.
Alhamdulillah, bukankah kita lebih sempurna dari malaikat sebab akal ? Karenanya kita bisa memilih taat ataukah maksiat, semoga akal kita termasuk penuntun taat.
Inilah iman yang bisa dipertanggungjawabkan, iman yang bisa dijelaskan ulang pada yang berakal pula, dan iman yang bisa mengajak orang lain agar beriman pula.
Wassalamualaikum Wr Wb
*Sumber : Dikutip dari FB Azhar Saputra
Baca Juga :