Assalamualaikum Wr Wb
Pada saat ini banyak orang zalim yang bermunculan dengan ide gagasannya, pemikiran, perilaku di segala sektor kehidupan manusia yang dapat menyesatkan umat.
Kezaliman ini lebih banyak melekat pada orang-orang sombong, takabur, membanggakan diri dengan kedudukan dan pangkatnya, sehingga secara sadar atau pun tidak sadar menerima tagut sebagai Rabb Malik dan Illahnya dan tidak mau menerima kebenaran Islam padahal ia tahu bahwa Islam adalah benar.
Orang yang zalim juga dapat berarti orang yang tidak tahu tentang Islam yang sebenarnya, tidak tahu metode dakwah dan praktiknya, tetapi ia fanatik terhadap pemikiran-pemikiran yang keliru tentang Islam.
Segala perilaku, tutur katanya, sepak terjangnya, selalu memburuk-burukkan Islam dan umatnya dengan cara memberikan gambaran dan pandangan tentang Islam.
Yang tidak sesuai dengan sumber pokoknya yakni Al-Qur'an dan As Sunah Rasulullah saw. padahal ia mengaku sebagai muslim.
Penggambaran tentang Islam dari orang zalim membuat umat resah, bingung, dan akhirnya meninggalkan Islam.
Berikut Kriteria perilaku zulum sebagaimana diinformasikan dalam berbagai ayat Al-Qur'an :
1. Menyembah tandingan-tandingan selain Allah baik berupa benda, ide pemikiran, barang, maupun orang, yang mana sesuatu tersebut dicintainya sebagaimana ia mencintai Allah.
Perilaku semacam ini termasuk dalam kriteria zalim.
Kezaliman ini lebih banyak melekat pada orang-orang sombong, takabur, membanggakan diri dengan kedudukan dan pangkatnya, sehingga secara sadar atau pun tidak sadar menerima tagut sebagai Rabb Malik dan Illahnya dan tidak mau menerima kebenaran Islam padahal ia tahu bahwa Islam adalah benar.
Orang yang zalim juga dapat berarti orang yang tidak tahu tentang Islam yang sebenarnya, tidak tahu metode dakwah dan praktiknya, tetapi ia fanatik terhadap pemikiran-pemikiran yang keliru tentang Islam.
Segala perilaku, tutur katanya, sepak terjangnya, selalu memburuk-burukkan Islam dan umatnya dengan cara memberikan gambaran dan pandangan tentang Islam.
Yang tidak sesuai dengan sumber pokoknya yakni Al-Qur'an dan As Sunah Rasulullah saw. padahal ia mengaku sebagai muslim.
Penggambaran tentang Islam dari orang zalim membuat umat resah, bingung, dan akhirnya meninggalkan Islam.
Berikut Kriteria perilaku zulum sebagaimana diinformasikan dalam berbagai ayat Al-Qur'an :
1. Menyembah tandingan-tandingan selain Allah baik berupa benda, ide pemikiran, barang, maupun orang, yang mana sesuatu tersebut dicintainya sebagaimana ia mencintai Allah.
Perilaku semacam ini termasuk dalam kriteria zalim.
Sesembahan selain Allah tidak dapat memberikan manfaat dan juga dapat memberikan kemudharatan, sekali pun demikian orang-orang zalim tetap menjadikan sesuatu tersebut menjadi sesembahannya.
Dalam firman Allah swt. (Q.S. al-Baqarah (2): 165) yang artinya : "Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)."
Dan (Q.S. Yunus (10): 106) yang artinya : "Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim."
Juga (Q.S. Luqman (31): 13) yang artinya : "Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar"."
2. Mengingkari ayat-ayat Al-Qur'an yang seharusnya dijadikan sebagai pedoman, petunjuk, dan rahmat baginya, bahkan orang yang zalim berani merubah perkataan-perkataan Allah (wahyu) dengan pemikirannya.
Larangan dari Allah swt. dirubah oleh orang zalim menjadi perintah Allah, dan sebaliknya yang diperintahkan oleh Allah dirubah menjadi larangan oleh orang zalim.
Hal demikian dilakukan oleh orang-orang zalim karena salah satu karakternya adalah pandai berdusta.
(Q.S. al-Baqarah (2): 59) yang artinya : "Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit, karena mereka berbuat fasik."
(Q.S. Ali 'Imran (3): 94) yang artinya : "Maka barangsiapa mengada-adakan dusta terhadap Allah sesudah itu, maka merekalah orang-orang yang zalim."
(Q.S. al-A'raf (7): 162) yang artinya : "Maka orang-orang yang zalim di antara mereka itu mengganti (perkataan itu) dengan perkataan yang tidak dikatakan kepada mereka, maka Kami timpakan kepada mereka azab dari langit disebabkan kezaliman mereka."
(Q.S. al-'Ankabut (29): 49) yang artinya : "Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim."
3. Melanggar hukum-hukum Allah yang harus diberlakukan dengan cara memutuskan segala persoalan atau pun segala perkara yang dihadapinya tanpa menggunakan hukum-hukum Allah yang tertuang dalam Al-Qur'an sebagai pedoman hidup manusia.
(Q.S. al-Baqarah (2): 229) yang artinya : "Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim."
(Q.S. al-Ma'idah (5): 45) yang artinya : "Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada qishaashnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak qishaash)nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim."
4. Memilih orang-orang kafir menjadi wali, pemimpin-pemimpinnya adalah setan yang dijadikannya sebagai pelindungnya.
Orang zalim juga ingkar terhadap diutusnya para Rasul Allah untuk menyampaikan risalah Islam sebagai Din Allah.
(Q.S. al-Baqarah (2): 254) yang artinya : "Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim."
(Q.S. at-Taubah (9): 23) yang artinya : "Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali (mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."
(Q.S. al-Furqan (25): 8) yang artinya : "atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya perbendaharaan, atau (mengapa tidak) ada kebun baginya, yang dia dapat makan dari (hasil)nya?" Dan orang-orang yang zalim itu berkata: "Kamu sekalian tidak lain hanyalah mengikuti seorang lelaki yang kena sihir".
Terbukti perilaku zalim merupakan salah satu pengikut langkah-langkah setan yang harus dijauhi oleh tiap-tiap pribadi muslim.
Wassalamualaikum Wr Wb
*Sumber : Buku Benarkan Saya Muslim ? "Percik-Percik Renungan Bagi Pribadi Muslim"
Dalam firman Allah swt. (Q.S. al-Baqarah (2): 165) yang artinya : "Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)."
Dan (Q.S. Yunus (10): 106) yang artinya : "Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim."
Juga (Q.S. Luqman (31): 13) yang artinya : "Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar"."
2. Mengingkari ayat-ayat Al-Qur'an yang seharusnya dijadikan sebagai pedoman, petunjuk, dan rahmat baginya, bahkan orang yang zalim berani merubah perkataan-perkataan Allah (wahyu) dengan pemikirannya.
Larangan dari Allah swt. dirubah oleh orang zalim menjadi perintah Allah, dan sebaliknya yang diperintahkan oleh Allah dirubah menjadi larangan oleh orang zalim.
Hal demikian dilakukan oleh orang-orang zalim karena salah satu karakternya adalah pandai berdusta.
(Q.S. al-Baqarah (2): 59) yang artinya : "Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit, karena mereka berbuat fasik."
(Q.S. Ali 'Imran (3): 94) yang artinya : "Maka barangsiapa mengada-adakan dusta terhadap Allah sesudah itu, maka merekalah orang-orang yang zalim."
(Q.S. al-A'raf (7): 162) yang artinya : "Maka orang-orang yang zalim di antara mereka itu mengganti (perkataan itu) dengan perkataan yang tidak dikatakan kepada mereka, maka Kami timpakan kepada mereka azab dari langit disebabkan kezaliman mereka."
(Q.S. al-'Ankabut (29): 49) yang artinya : "Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim."
3. Melanggar hukum-hukum Allah yang harus diberlakukan dengan cara memutuskan segala persoalan atau pun segala perkara yang dihadapinya tanpa menggunakan hukum-hukum Allah yang tertuang dalam Al-Qur'an sebagai pedoman hidup manusia.
(Q.S. al-Baqarah (2): 229) yang artinya : "Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim."
(Q.S. al-Ma'idah (5): 45) yang artinya : "Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada qishaashnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak qishaash)nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim."
4. Memilih orang-orang kafir menjadi wali, pemimpin-pemimpinnya adalah setan yang dijadikannya sebagai pelindungnya.
Orang zalim juga ingkar terhadap diutusnya para Rasul Allah untuk menyampaikan risalah Islam sebagai Din Allah.
(Q.S. al-Baqarah (2): 254) yang artinya : "Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim."
(Q.S. at-Taubah (9): 23) yang artinya : "Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali (mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."
(Q.S. al-Furqan (25): 8) yang artinya : "atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya perbendaharaan, atau (mengapa tidak) ada kebun baginya, yang dia dapat makan dari (hasil)nya?" Dan orang-orang yang zalim itu berkata: "Kamu sekalian tidak lain hanyalah mengikuti seorang lelaki yang kena sihir".
Terbukti perilaku zalim merupakan salah satu pengikut langkah-langkah setan yang harus dijauhi oleh tiap-tiap pribadi muslim.
Wassalamualaikum Wr Wb
*Sumber : Buku Benarkan Saya Muslim ? "Percik-Percik Renungan Bagi Pribadi Muslim"
Baca Juga :