Pengertian
Protozoa merupakan salah satu kelompok (sub kingdom) dari anggota protistaeukariotik. Protozoa berasal dari Bahasa Yunani, Protos yaitu Pertama dan Zoom yaitu Hewan.
Jadi, protozoa adalah hewan pertama atau hewan tingkat rendah yang hanya bersel satu. Habitat protozoa yaitu di tempat yang berair yang kaya zat organik.
Contohnya amoeba proteus, baik air tawar maupun air asin ada yang hidup di solitaire bebas berenang di air, menempel di suatu tempat, parasit pada tanaman dan hewan maupun manusia sebagai simbiont.
Dan merugikan karena sebagai penyebab penyakit bahkan ada yang menguntungkan dikarenakan ikut membantu menghancurkan atau membusukkan organisme yang sudah mati.
A. Karakteristik umum
Protozoa merupakan salah satu kelompok (sub kingdom) dari anggota protistaeukariotik. Protozoa berasal dari Bahasa Yunani, Protos yaitu Pertama dan Zoom yaitu Hewan.
Jadi, protozoa adalah hewan pertama atau hewan tingkat rendah yang hanya bersel satu. Habitat protozoa yaitu di tempat yang berair yang kaya zat organik.
Contohnya amoeba proteus, baik air tawar maupun air asin ada yang hidup di solitaire bebas berenang di air, menempel di suatu tempat, parasit pada tanaman dan hewan maupun manusia sebagai simbiont.
Dan merugikan karena sebagai penyebab penyakit bahkan ada yang menguntungkan dikarenakan ikut membantu menghancurkan atau membusukkan organisme yang sudah mati.
A. Karakteristik umum
- Protozoa adalah eukariotik (inti dilindungi membran inti) sehingga substansi genetik atau kromosom terpisah dengan sitoplasma (karena ada pembatas dengan membran inti)
- Selnya tidak memiliki dinding sel, namun jika lingkungan kurang baik dapat membentuk lapisan pelindung yang tergolong disebut kista
- Bentuk sel umumnya tetap kecuali rhizopoda
- Bersifat heterotrof artinya makanannya tergantung pada organisme lain (mencari makanan dengan fagositosis)
- Dalam rantai makanan sebagai zooplankton
- Memiliki bentuk tubuh yang berbeda pada tiap fase dalam siklus hidupnya
- Beberapa protozoa memiliki fase vegetative yang bersifat aktif yang disebut tropozoit dan fase dorman yang dalam bentuk sista tropozoit akan aktif mencari makan dan berproduksi selama kondisi lingkungan memungkinkan, jika kondisi tidak memungkinkan kehidupan tropozoit maka protozoa akan membentuk sista.
- Cista merupakan bentuk sel protozoa yang terhidrasi dan berdinding tebal mirip endospora
- Umumnya berkembang biak dengan membelah diri, ada juga secara konjugasi
- Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar (cilia) dan bulu cambuk (flagel) atau dengan sel itu sendiri.
B. Klasifikasi
Berdasarkan strukturnya di bawah mikroskop:
- Filum: Sarcomastigophora, contohnya Trypanosoma sp.
- Filum: Labyrinthomorpha, contohnya Labyrinthula sp.
- Filum: Myxozoa, contohnya Ceratomyxa sp.
- Filum: Microspora, contohnya Encephalitozoon sp
- Filum: Ciliophora, contohnya Balantidium sp, Nyctoterus ovalis (hidup sebagai parasit pada organisme lain)
Berdasarkan alat gerak yang dimiliki, protozoa dibedakan atas 4 kelas, yaitu rhizopoda, mastigophora, sporozoa dan ciliata.
1. Rhizopoda
Rhizopoda atau Sarcodina yaitu protozoa yang bergerak dengan menggunakan pseudopodia (kaki semu) yang merupakan dari sitoplasma. Misal amoeba, foraminifera, rabiolaria, arcella dan entamoeba coli.
Merupakan hewan mikroskopis yang hidup sebagai massa kecil yang jernih dan bersifat amorf atau dapat berubah-ubah bentuknya.
Kelas rhizopoda dibagi menjadi 5 ordo yaitu:
- Ordo lobosa, cirinya mempunyai pseudopodia pendek dan tumpul serta terdapat perbedaan yang jelas antara ektoplasma dan endoplasma
- Ordo Filose, cirinya mempunyai pseudopodia halus seperti benang dan bercabang.
- Ordo Helioza, cirinya mempunyai pseudopodia berbentuk benang yang radien dan antar filamen tidak pernah bersatu membentuk jala atau anyaman.
- Ordo Foraminifera, cirinya mempunyai pseudopodia panjang dan halus
- Ordo Radiolarien, cirinya mempunyai pseudopodia berupa benang halus yang tersusun radier dan bercabang cabang membentuk jala atau anyaman.
Struktur tubuhnya terdapat bagian nukleus, vakuola makanan, sitoplasma dan lainnya.
Bagian hidup bebas terdapat vakuola kontraktil (terdapat pada semua rhizopoda air tawar) sementara hewan parasit tidak ada.
Vakuola kontraktil berfungsi sebagai Osmoregurator atau Pengatur keseimbangan air tapi dapat juga berfungsi sebagai alat ekskresi.
Beberapa spesiesnya memiliki cangkok atau cangkang untuk melindungi selnya. Cangkang tersebut dari silicon (contoh radiolarian) atau kalsium karbonat (misal voraminifera).
Keduanya di laut, jika hewan tersebut mati maka cangkangnya tetap utuh dalam waktu yang lama sehingga dapat berubah menjadi fosil.
Anggota kelas rhizopoda melakukan perkembangbiakan dengan pembelahan biner dan pencernaan makanan dilakukan secara internal pada vakuola makanan, sedangkan respirasinya dilakukan secara difusi.
Contoh anggota kelas rhizopoda beserta manfaat atau kerugian yang ditimbulkan:
- Entamoeba histolytica menyebabkan disentri amoeba
- Entamoeba gingivalis menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut sehingga mengakibatkan radang gusi (gingivitis)
- Entamoeba coli membantu pembentukan Vit K
- Radiolaria sp, endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan untuk bahan penggosok
- Entamoeba coli yang hidup di usus sapi dapat membantu pencernaan sapi
2. Mastigophora
Semua organisme yang tergolong flagellate memiliki flagellum yang berperan sebagai alat gerak.
Memiliki dinding tubuh yang berupa pellicle, sehingga bentuknya relatif tetap dengan ukuran lebih kurang 0,1 mm.
Memiliki inti dan pada beberapa spesies memiliki kloroplas dengan klorofilnya yang berfungsi untuk fotosintesis yaitu yang termasuk pada golongan phytonagellata.
- Golongan phytonagellata, misalnya euglena viridis, Volvax globator (punya kemampuan asimilasi dengan karbon), Noctiluca milaris
- Golongan zooflagellata, misalnya trypanosoma gambiense, trypanosome rhodesience, trypanosoma cruze
Bagi anggota kelas mastigophora yang hidup bebas memiliki vakuola kontraktil, sementara yang berupa parasit tidak memiliki.
Respirasi maupun ekresinya dilakukan secara difusi oleh permukaan tubuh.
Cara reproduksi mastigophora yaitu:
- Vegetatif: Pembelahan biner secara longiditudinal, contohnya euglena viridis
- Generatif: Terjadi pada flagellata berkoloni, misalnya volvox sp.
Proses reproduksi:
Sperma x ovum → Fertilisasi → Zigot → Zigosphora → Zoosphora → Individu baru
Pencernaan dilakukan dengan gerakan flagel sehingga menimbulkan aliran yang mendorong makanan kearah sel untuk ditelan melalui mulut lalu cytotopharynx dan dicernakan pada makanan vakuola.
Pada flagellate saprophytic nutrition (hidup dengan menghancurkan benda-benda di sekitarnya) pencernaan dilakukan dengan absorbsi.
Mastigophora yang bersifat parasit genus trypanosome dan genus trichomonas:
- Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodesiemse, merupakan parasit dalam plasma darah manusia dan dapat menyebabkan penyakit tidur. Di Afrika penularan dilakukan oleh lalat tse-tse yaitu glosina palpalis.
- Trypanosoma cruzi, penyakit chages di Amerika
- Trypanosoma evansi, penyakit sura pada hewan
- Trypanosoma brucei, penyakit nagana pada sapi dan kerbau
- Trypanosoma Vaginalis, penyebab keputihan pada vagina wanita
- Trypansoma foetus, parasit pada vagina sapi
3. Sporozoa
Sporozoa memiliki tubuh yang sederhana berbentuk bulat panjang dengan sebuah nucleus. Tidak mempunyai alat gerak atau (bergerak dengan sel itu sendiri) maupun vakuola kontraktil.
Disebut sporozoa karena dalam tahap tertentu dalam hidupnya, dapat membentuk sejenis spora. Hampir semua anggota sporozoa adalah parasit, sehingga makanan diambil secara langsung dari hospesnya.
Memiliki inti dan pada melakukan pembelahan ganda, inti membelah berulang ulang, setiap inti membentuk pembungkusnya dan akhirnya dihasilkan individu anak yang cukup banyak.
Sporozoa tersebut melakukan respirasi dan ekskresi secara difusi. Pembiakan secara vegetative (aseksual) disebut juga skizogoni dan secara generative (seksual) disebut sporogoni.
Secara vegetative yaitu melalui pembelahan berganda sehingga banyak dihasilkan individu anak.
Secara generatif yaitu melalui pergiliran keturunan antara fase vegetative pada tubuh manusia dan fase generatif pada tubuh hospes perantara yaitu seperti Plasmodium dengan fase generatif pada nyamuk anopheles betina.
Klasifikasi:
a. Sub kelas telesporodia
- Ordo gregarinidia, contohnya Monocystis sp.
- Ordo coccidian, contohnya Eimeria sp.
- Ordo hemosporidia, contohnya Plasmodium sp.
- Ordo myxosporidia, contohnya Myxidium
- Ordo sarcosporidia, contohnya Sarcocystis
Perkembangbiakan atau siklus hidupnya dapat dibagi atas 3 stadium:
- Schizogoni, terbentuk secara membelah dan terjadi setelah menginfeksi inang.
- Sporogoni, pembentukan spora di luar inang dan merupakan stadium efektif.
- Gamogoni/Gametogenesis, tahap pembentukan sel-sel gamet terjadi di dalam tubuh inang perantara atau nyamuk.
Genus Plasmodium :
- Plasmodium vivax, penyebab penyakit malaria tertiana dengan gejala demam (masa sporulasi) selang waktu 48 jam.
- Plasmodium malariae, penyebab penyakit malaria quartana dengan gejala demam (masa sporulasi) selang waktu 72 jam.
- Plasmodium falcifarum, penyebab penyakit malaria tropika dengan gejala demam yang tidak teratur.
- Plasmodium ovale, disebut malaria ovale tertian, akan tetapi gejala demamnya lebih ringan daripada malaria tertian yang disebabkan Plasmodium vivax.
- Toxoplasma, salah satu penyebab penyakit TORCH yang mengakibatkan kematian janin.
Siklus/daur hidup Plasmodium membutuhkan 2 inang makhluk hidup:
- Tubuh manusia
- Tubuh nyamuk Anopheles betina
Keterangan:
- Nyamuk Anopheles betina menggigit, menghisap darah manusia kemudian mengeluarkan air liur yang mengandung sporozoit.
- Bersama aliran darah sporozoit menuju hati selama ± 3 hari.
- Sporozoit membelah menjadi 8-32 merozoit, keluar dari hati kemudian menginfeksi sel hati lain dan membentuk merozoit baru. Akibatnya sel hati banyak yang rusak.
- Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak.
- Jika darah si penderita digigit nyamuk Anopheles dan menghisap darah penderita tadi, maka makrogametosit akan ikut terhisap dan masuk ke dalam tubuh nyamuk.
- Di dalam kelenjar lidah nyamuk makrogametosit dan mikrogametosit berkembang menjadi makrogamet (ovum) dan mikrogamet (sperma). Prosesnya dinamakan gametogonia atau gametogenesis. Lalu terjadi fertilisasi di saluran pencernaan sehingga terbentuklah zigot.
- Zygot berkembang menjadi ooginet masuk ke usus untuk mendapatkan makanan.
- Ookinet selanjutnya akan menembus dinding usus dan untuk sementara akan menetap, terbungkus oleh otot dinding perut nyamuk membentuk ookista.
- Ookista akan membelah berulang kali sehingga terbentuk sel-sel lengkap dinamakan sporozoit.
- Ookista matang akan pecah sehingga sporozoit tersebar ke seluruh tubuh nyamuk, diantaranya adalah ke dalam kelenjar ludah.
- Apabila nyamuk menghisap darah manusia bersamaan dengan itu nyamuk akan melepaskan sporozoit kedalam darah.
4. Ciliata
Memiliki bentuk relatif tetap dan bergerak dengan rambut getar atau disebut cilia. Memiliki inti dan beberapa spesies intinya lebih dari satu, contoh Paramecium Aurelia.
Hidup di tempat-tempat yang berair misalnya sawah, rawa, tanah berair dan banyak mengandung bahan organik.
Bagi yang hidup bebas terdapat vakuola kontraktil, sementara hewan parasit tidak ada. Respirasi dan ekskresi melalui permukaan tubuh.
Pencernaan makanan secara internal pada vakuola makanan.
Sedangkan cara menangkap makanan adalah dengan cara menggetarkan rambut (silianya), maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel.
Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya.
Anggota ciliata ada yang hidup bebas seperti Paramexium candatum dan ada pula yang hidup sebagai parasit seperti Nyctoterus ovalis dan Balantidium coli.
Perkembangbiakan ciliate dilakukan dengan cara :
- Asexual
Asexual atau dengan cara membelah diri yaitu dengan pembelahan biner dimana sel membelah menjadi 2 kemudian menjadi 4,8 dan 16 dst.
Pembelahan diawali dengan pembelahan mikronukleus dan diikuti dengan pembelahan makronukleus.
- Sexual (konjugasi)
Caranya adalah dua sel saling mendekat, menempel pada bagian mulut sel untuk kawin. Artinya kedua hewan ini sedang mengalami konjugasi.
Selanjutnya terbentuk saluran konjugasi diantara kedua sel ini. Dan melalui saluran ini terjadi tukar-menukar mikronekleus.
Mikronekleus dari sel yang satu pindah ke sel yang lain, demikianlah sebaliknya.
Sedangkan contoh hewan Cilliata yang lainnya adalah :
- Stentor, hidup di sawah-sawah atau air tergenang banyak mengandung bahan organik.
- Didinium, merupakan pemangsa Paramecium, hidup di perairan yang banyak protozoa
- Vorticella, bentuk seperti lonceng, silia terdapat di sekitar mulut sel
- Stylonichia, mirip dengan Paramecium, silia berkelompok disebut sirus, hidup di perairan yang banyak mengandung sampah organik.
*Sumber: Nitya Wita Utama
Baca Juga :