Webinar “Mitigasi Learning Loss dengan School Readiness”
Konsep Dasar, Kondisi, Efek Learning Loss, dan Ekspektasi akademik
Senin, 31 Mei 2021
“Mengapa Stakeholder harus Peduli dengan Learning Loss”
Belajar I “Filosofi Pendidikan”
- Esensi Pendidikan adalah Belajar, Belajar, dan Belajar termasuk Belajar di Universitas Kehidupan.
- Tempat Persemaian Benih-Benih Kebudayaan ~ Ki Hajar Dewantara
- Pendidikan (education) seperti menyiapkan landasan pacu (run way), lebih panjang dan lebih lebar dibanding pesawatnya.
- Memungkinkan yang tidak Mungkin (ENABLER) dan Irreversible Process.
- Learn to Know, Learn to Do, Learn to Be, Learn to Live Together, and Learn How to Learn ~ Unesco
Arah Pendidikan Indonesia : Mendidik anak generasi Z dan Alpha, dengan merdeka belajar berbasis literasi, agar memiliki kompetensi abad 21 dan berkarakter Pancasila.
Belajar 2 “Learning Loss”
Suatu kondisi hilangnya atau menurunnya kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor) peserta didik, akibat terhentinya proses pembelajaran (proses belajar yang tidak bermakna). ~ Mahdum
Krisis penurunan kemampuan belajar tidak akan berhenti, sekalipun sekolah dibuka kembali. ~ Michelle Kaffenberger
Kondisi saat ini :
- Potensi Learning Loss siswa Indonesia sangat tinggi
- Lebih kurang 33 ribu siswa SD putus sekolah
- 1,2 juta siswa belum mendapatkan akses pendidikan yang layak
- 68 juta siswa melaksanakan BDR
- Ranking PISA berada diurutan 72 dari 77 negara (reading), 72 dari 78 negara (MTK), dan 70 dari 78 negara (sains)
Solusi :
- Revisi kurikulum yang fokus pada kompetensi literasi dan numerasi, penilaian berbasis siswa (kognitif, afektif, dan psikomotor),
- Efektivitas pelaksanaan BDR melalui peningkatan kepedulian orang tua dan guru
- Pembinaan guru secara berkelanjutan
- Optimalisasi peran Stakeholder (LPTK, masyarakat, dan organisasi pendidikan)
- Perbaikan kesehatan mental warga pembelajar
Belajar 3 “Mengapa Guru”
3 hal penting tentang mengajar yang perlu dipahami para guru (PAULO Freire (2000) dalam Pedagogy of Freedom: Ethics, Democracy and Civic Courage) :
Pertama, tidak ada pengajaran tanpa pembelajaran.
- Mampu melakukan riset
- Memiliki respek terhadap beragam pengetahuan siswa
- Kritis
- Memahami isu etik dan estetika
- Menjadi teladan
- Mau mengambil risiko
- Reflektif dan kritis
- Memiliki pemahaman tentang identitas kultural masyarakat sekitarnya
Kedua, mengajar bukan hanya untuk transfer pengetahuan.
- Sadar akan ketidaksempurnaan dirinya
- Pengakuan terhadap kondisi orang lain
- Respek terhadap otonomi siswa
- Rendah hati
- Logis
- Toleran
- Memperjuangkan hak
- Penuh sukacita dan harap
- Yakin terhadap perubahan
- Penuh rasa ingin tahu
Ketiga, mengajar ialah aksi kemanusiaan. Kesadaran guru terhadap :
- Profesi
- Komitmen
- Peran pendidikan dalam mengubah dunia
- Otoritas dan kebebasan
- Hati nurani
- Mau mendengarkan
- Pemahaman ideologis
- Terbuka untuk berdialog
*Sumber: https://mediaindonesia.com/opini/365020/tantangan-guru-masa-kini
..pada level mana komitmen guru ?
- SPIRITUAL COMMITMENT
- SOCIAL COMMITMENT
- INTELECTUAL COMMITMENT
- POLITICAL COMMITMENT
Keterampilan Masa Depan
Skills & Characters Ideal (Mahdum, 2020):
- Indo Characters
- Integrity
- Skillful
- Edupreneurship
- Creative Thinking
- Problem Solving
- Innovative
- Local Wisdom
- Literacy
- Environmental Care Attitude
- Critical Thinking
Belajar 4 “Harapan”
Harapan melalui Kebijakan:
- Optimalisasi seluruh sumber daya dalam pelaksanaan BDR (kompetensi guru, sarana dan prasarana pendukung)
- Optimalisasi peran orang tua dalam mendampingi anak belajar (edukasi parenting)
- Pembelajaran diarahkan pada pembelajaran terpadu atau terintegrasi
- Revisi kurikulum yang fokus pada kompetensi literasi dan numerasi, penilaian berbasis siswa (kognitif, afektif, dan psikomotor)
- Pembinaan guru secara berkelanjutan terkait penguasaan berbagai kompetensi berdasarkan perkembangan zaman
- Sinergitas antara Dinas Pendidikan, Kemenag, LPMP, PGRI, LPTK, dan Pihak Swasta/Lembaga Filantropi atau organisasi penggerak pendidikan
- Perbaikan kesehatan mental warga pembelajar
Silahkan unduh power point klik link "Mengapa Stakeholder harus Peduli dengan Learning Loss"
*Prof. Dr. Mahdum, M.Pd - Dekan FKIP Universitas Riau